Kamis, 06 November 2014
Makalah Tentang SIHIR
Sihir adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada setan dengan bantuan setan tersebut.[1]
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Aqidah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang
tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang pengertian sihir dalam pandangan islam, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Qasim Riau.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing untuk dapat memberi masukannya demi perbaikan pembuatan makalah ini di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Pekanbaru, 2
November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 3
1.1.
Latar
Belakang .............................................................................. 3
1.2.
Rumusan
Masalah ..................................................................... 3
1.3.
Tujuan
Pembahasan.................................................................. 3
BAB II ISI.......................................................................................................... 4
2.1
SEJARAH DAN
PENGERTIAN SIHIR .................................. 4
2.2
SIHIR
DALAM PANDANGAN AL – QUR’AN .................... 6
2.3
TANDA
– TANDA TERKENA SIHIR .................................. 7
2.4
CARA
MENGHADAPI SIHIR ................................................. 7
2.5
RASUKAN
.................................................................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................... 10
A.
Kesimpulan......................................................................................... 10
B.
Saran.................................................................................................. 10
Daftar Pustaka ............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dunia sihir telah tersebar di
tengah-tengah masyarakat, mulai dari masyarakat desa hingga menjamah ke daerah
kota. Mulai dari sihir pelet, santet, dan ‘aji-ajian’ lainnya. Berbagai
komentar dan cara pandang pun mulai bermunculan terkait masalah tukang sihir
dan ‘antek-antek’-nya. Pada dasarnya kita tak perlu takut akan sihir, karena
hakikatnya sesuatu terjadi atas izin Allah. Namun banyak masyarakat yang salah
memahami sihir hingga bentuk kebodohan dan kemusyrikan terbesarpun terjadi,
yaitu berbondong-bondongnya masyarakat kita mengaplikasikan sihir untuk
mempermudah sesuatu, menaklukkan sesuatu, menghilangkan nyawa seseorang,
merusak hubungan pernikahan, bahkan mengobati penyakit pun menggunakan sihir.
Sebagai seorang muslim, tidaklah kita memandang sesuatu melainkan dengan kaca
mata syari’at, terlebih dalam perkara-perkara ghaib, seperti sihir dan yang
semisalnya. Memang bukan perkara mudah merubah pola pikir masyarakat yang
tadinya klenik menjadi syar’i, walau bukan berarti itu perkara yang mustahil.
Atas dasar itulah penyusun merasa perlu membahas sihir dalam perspektif Islam,
bagaimana Islam mendefinisikan sihir dan bagaimana syari’at mengajarkan cara
melawan sihir. Tidak lebih hanya untuk kebaikan bersama menuju ajaran Islam
yang murni.
1.2.
Rumusan
Masalah
1. Apakah sihir itu ?
2.
Bagaimana
cara mengobati dan mencegahnya ?
3.
Bagaimana
pendapat para ulama tentang sihir ?
1.3.
Tujuan
Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu sihir.
2.
Untuk mencegah diri dari sihir.
BAB
II
ISI
ISI
2.1. SEJARAH DAN PENGERTIAN SIHIR
Sihir adalah suatu perbuatan yang
dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada setan dengan bantuan setan
tersebut.[1]
Sihir adalah kesepakatan atau
perjanjian antara tukang sihir dengan syaitan dengan syarat si tukang sihir
harus melakukan perbuatan - perbuatan
haram dan syirik sebagai imbalan dari bantuan dan kepatuhan syaitan kepadanya.
Sihir adalah perbuatan yang berkaitan
dengan jin yang menyebabkan perubahan secara mendadak tanpa diketahui sebabnya.
Sihir juga merupakan perantaraan di
antara tukang sihir dan syaitan yang mensyaratkan si tukang sihir tersebut agar
melakukan perbuatan haram dan syirik di samping menyerahkan segala ketaatan
kepadanya demi memperolehi bantuan dan pertolongan yang dihajatkan.
Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari
huruf ر, Ø, س (siin, kha, dan ra), yang secara
bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar. Oleh karenanya
kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu
siin, kha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan
“remang-remang”.
Seorang pakar bahasa, Al Azhari
mengatakan, “Akar kata sihir maknanya adalah memalingkan sesuatu dari
hakikatnya. Maka ketika ada seorang menampakkan keburukan dengan tampilan
kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak senyatanya maka
dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.
[1] Rasjiddin.Sjafril, Hadist-hadisttentangsihirdalamkitabMu’tabar, (Makasar:Indobis,2007)
hal.7
Para ulama memiliki pendapat yang
beraneka ragam dalam memaknai kata ‘sihir’ secara istilah. Sebagian ulama
mengatakan bahwa sihir adalah benar-benar terjadi ‘riil’, dan
memiliki hakikat. Artinya, sihir memiliki pengaruh yang benar-benar
terjadi dan dirasakan oleh orang yang terkena sihir. Ibnul
Qudamah rahimahullah mengatakan, “Sihir adalah jampi atau mantra
yang memberikan pengaruh baik secara zhohir maupun batin, semisal membuat
orang lain menjadi sakit, atau bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami
istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya (pelet-pent)”.
Namun ada ulama lain yang menjelaskan
bahwa sihir hanyalah pengelabuan dan tipuan mata semata, tanpa ada hakikatnya.
Sebagaimana dikatakan oleh Abu Bakr Ar Rozi, “(Sihir) adalah segala
sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat mengalabui, tanpa adanya hakikat, dan
terjadi sebagaimana muslihat dan tipu daya semata.”
Dunia sihir dan perdukunan telah tersebar di
tengah-tengah masyarakat, mulai dari masyarakat desa hingga menjamah ke daerah
kota. Mulai dari sihir pelet, santet, dan “aji-aji” lainnya.
Berbagai komentar dan cara pandang pun mulai bermunculan terkait masalah tukang
sihir dan ‘antek-antek’-nya. Sebagai seorang muslim, tidaklah kita
memandang sesuatu melainkan dengan kaca mata syariat, terlebih dalam
perkara-perkara ghaib, seperti sihir dan yang semisalnya. Marilah
kita melihat bagaimanakah syariat Islam yang mulia ini memandang dunia sihir
dan ‘antek-antek’-nya.
2.2. SIHIR DALAM
PANDANGAN AL – QUR’AN
Sihir dalam pandangan al-Qur’an terbagi
menjadi dua bagian:
1.Yang terkait dengan intrik, sulap,
kecekatan, ketangkasan dan sama sekali tidak ril dan mengandung hakikat
sebagaimana yang kita baca pada ayat, “Maka tiba-tiba tali dan tongkat-tongkat
mereka terbayang kepada Musa seakan-akan merayap cepat lantaran sihir mereka.”
atau pada ayat lainnya seperti, “Maka tatkala mereka melemparkan, mereka
menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka
mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).” Dari ayat ini menjadi jelas bahwa
sihir tidak mengadung hakikat sehingga mampu menguasai dan mengatur atas segala
sesuatu dan memberikan pengaruh melainkan semata-mata permainan ketangkasan dan
sulap para penyihir yang menampilkan demikian.
2.Dari beberapa ayat al-Qur’an dapat
disimpulkan bahwa sebagian jenis sihir dapat memberikan pengaruh seperti ayat
di bawah ini yang menyatakan bahwa mereka belajar sihir untuk memisahkan
suami dari istrinya, “(Akan tetapi), mereka (menyalahgunakan hal itu dan) hanya
mempelajari dari kedua malaikat itu apa dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan istrinya.” (Qs. Al-Baqarah [2]:102) Atau redaksi ayat lainnya
pada ayat-ayat di atas yang menyatakan bahwa mereka belajar untuk merugikan
diri mereka sendiri, “Mereka (hanya) mempelajari sesuatu yang dapat
mendatangkan mudarat bagi (diri) mereka sendiri dan tidak memberi manfaat.”
(Qs. Al-Baqarah [2]:102) Namun apakah sihir hanya berpengaruh pada jiwa atau
juga memiliki pengaruh pada badan dan pengaruh pada jasmani? Pada ayat-ayat di
atas tidak disinggung masalah ini, karena itu sebagian meyakini pengaruh sihir
hanya pada jiwa.
2.3. TANDA-TANDA
TERKENA SIHIR
Tanda-tanda gejala sihir begitu banyak, antaranya:-
1.Seseorang yang baru berkahwin tidak mempunyai nafsu terhadap isterinya.
2.Seseorang itu merasa kadangkala terlalu panas dan kadangkala terlalu sejuk sehingga ia sanggup " meminum air yang mendidih.
3.Suami dan isteri yang tiba-tiba sahaja merasa tidak aman, benci-membenci antara satu dengan lain walaupun sebelumnya mereka sangat berkasih-sayang.
4.Kebiasaannya gejala penyakit yang disebabkan oleh sihir lebih menonjol sewaktu senja.
5.Juga banyak dari penyakit-penyakit baik fizikal atau kejiwaan yang tidak dapat disahkan puncaknya oleh doctor-doktor yang pakar.
Tanda-tanda gejala sihir begitu banyak, antaranya:-
1.Seseorang yang baru berkahwin tidak mempunyai nafsu terhadap isterinya.
2.Seseorang itu merasa kadangkala terlalu panas dan kadangkala terlalu sejuk sehingga ia sanggup " meminum air yang mendidih.
3.Suami dan isteri yang tiba-tiba sahaja merasa tidak aman, benci-membenci antara satu dengan lain walaupun sebelumnya mereka sangat berkasih-sayang.
4.Kebiasaannya gejala penyakit yang disebabkan oleh sihir lebih menonjol sewaktu senja.
5.Juga banyak dari penyakit-penyakit baik fizikal atau kejiwaan yang tidak dapat disahkan puncaknya oleh doctor-doktor yang pakar.
2.4. CARA
MENGHADAPI SIHIR
Orang-orang yang beriman dengan Allah mempunyai banyak kelebihan di dalam menghadapi sihir. Pertamanya mereka mempunyai tempat pergantungan dan tempat berlindung yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa iaitu Allah "Azza Wajalla. Imam Ibnu Qaiyim telah berkata, "Obat yang paling bermanfaat untuk penyakit sihir ialah Al Adahihiyah Al Ailahiyah (penawar Ketuhanan) yaitu dengan banyak berzikir, membaca Al-Quran dan berdoa.
Seseorang yang beriman itu menganggap bahawa sihir yang menimpanya sebagai satu ujian dari Allah. Sekiranya ia melalui ujian ini dengan cara yang betul sepertimana yang dikehendaki oleh Allah maka Insya Allah bertambahlah imannya. Kaifiat penghadang sihir ini seperti yang diamalkan oleh Rasulullah s.a.w. telahpun dijelaskan di dalam tajuk Tibb Nabawi.
Orang-orang yang beriman hendaklah meyakini bahawa kuasa Allah s.w.t. mengatasi segala-galanya baik yang ada di langit mahupun yang ada di bumi dan bahawa interaksi dengan Ayat-Ayat Allah (Al-Quran) itu sebesar-besar penawar; oleh itu mereka tidak perlu berubat dengan cara-cara yang memudaratkan aqidah seseorang seperti dengan berlindung dengan jin dan syaitan melalui perantaraan bomoh atau dukun dan jin-jin yang tidak beramal dengan petunjuk Allah s.w.t.
Orang-orang yang beriman dengan Allah mempunyai banyak kelebihan di dalam menghadapi sihir. Pertamanya mereka mempunyai tempat pergantungan dan tempat berlindung yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa iaitu Allah "Azza Wajalla. Imam Ibnu Qaiyim telah berkata, "Obat yang paling bermanfaat untuk penyakit sihir ialah Al Adahihiyah Al Ailahiyah (penawar Ketuhanan) yaitu dengan banyak berzikir, membaca Al-Quran dan berdoa.
Seseorang yang beriman itu menganggap bahawa sihir yang menimpanya sebagai satu ujian dari Allah. Sekiranya ia melalui ujian ini dengan cara yang betul sepertimana yang dikehendaki oleh Allah maka Insya Allah bertambahlah imannya. Kaifiat penghadang sihir ini seperti yang diamalkan oleh Rasulullah s.a.w. telahpun dijelaskan di dalam tajuk Tibb Nabawi.
Orang-orang yang beriman hendaklah meyakini bahawa kuasa Allah s.w.t. mengatasi segala-galanya baik yang ada di langit mahupun yang ada di bumi dan bahawa interaksi dengan Ayat-Ayat Allah (Al-Quran) itu sebesar-besar penawar; oleh itu mereka tidak perlu berubat dengan cara-cara yang memudaratkan aqidah seseorang seperti dengan berlindung dengan jin dan syaitan melalui perantaraan bomoh atau dukun dan jin-jin yang tidak beramal dengan petunjuk Allah s.w.t.
2.5. RASUKAN
Satu lagi cirri-ciri sihir ini ialah yang menyebabkan si penghidap dirasuk oleh satu kuasa hingga tidak sedarkan diri, mungkin menjerit-jerit, meronta-ronta dan lain-lain. Kuasa di sebalik kejadian itu ialah daripada golongan jin dan syaitan. Imam At-Tabrani telah meriwayatkan hadis dengan asnad yang Hassan bahawa Nabi s.a.w. bersabda yang maksudnya:
"Jin itu tiga golongan, satu golongan yang mempunyai sayap yang boleh terbang di angkasa, satu golongan berupa ular dan satu lagi golongan yang bertempat dan berpindah".
Di dalam Al-Quran juga disebut jin dalam bangsa-bangsa yang disebut jin, ifrit dan syaitan. Bangsa-bangsa jin yang memegang peranan penting itu amatlah banyak, antaranya:-
1. Iblis - bapa segala jin
2. As Syaitan - syaitan
3. Al Muraddah - peragu (pewas-was)
4. Al Afariit - Ifrit (penipu-penipu)
5. Al A"wan - penolong-penolong (khadam)
6. Al-Ghawasuum- penyelam-penyelam
7. Atthiaruun - penerbang-penerbang
8. Attawabi" - pengikut-pengikut
9. Al Qarna" - pengawan-pengawan
10. Al "Ammar - pemaa"mur-pemaa"mur
Satu lagi cirri-ciri sihir ini ialah yang menyebabkan si penghidap dirasuk oleh satu kuasa hingga tidak sedarkan diri, mungkin menjerit-jerit, meronta-ronta dan lain-lain. Kuasa di sebalik kejadian itu ialah daripada golongan jin dan syaitan. Imam At-Tabrani telah meriwayatkan hadis dengan asnad yang Hassan bahawa Nabi s.a.w. bersabda yang maksudnya:
"Jin itu tiga golongan, satu golongan yang mempunyai sayap yang boleh terbang di angkasa, satu golongan berupa ular dan satu lagi golongan yang bertempat dan berpindah".
Di dalam Al-Quran juga disebut jin dalam bangsa-bangsa yang disebut jin, ifrit dan syaitan. Bangsa-bangsa jin yang memegang peranan penting itu amatlah banyak, antaranya:-
1. Iblis - bapa segala jin
2. As Syaitan - syaitan
3. Al Muraddah - peragu (pewas-was)
4. Al Afariit - Ifrit (penipu-penipu)
5. Al A"wan - penolong-penolong (khadam)
6. Al-Ghawasuum- penyelam-penyelam
7. Atthiaruun - penerbang-penerbang
8. Attawabi" - pengikut-pengikut
9. Al Qarna" - pengawan-pengawan
10. Al "Ammar - pemaa"mur-pemaa"mur
Metode lain yang ditempuh setan untuk
menyesatkan keturunan Adam a.s adalah sihir. Setan setan mengajarkan ilmu ini
kepada manusia, suatu ilmu yang hanya membahayakan dan tidak memberikan
manfaat. Ilmu ini juga merupakan media untuk memisahkan antara seseorang dengan
istrinya, suatu yang dianggap oleh iblis sebagai salah satu karya besar yang
dapat dipersembahkan oleh pasukannya.
Allah Swt. Berfirman :
“sulaiman tidak kafir, hanya setan
setan itulah yang kafir. Mereka mengjarkan sihir kepada manusia dan hal hal
yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan
Marut: mereka tidak mengajarkan sihir kepada seorangpun sebelum mengatakan,
“kami ini hanya mendatangkan cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kaffir,”
lalu mereka mempelajari dari kedua malaikat itu sihir yang dapat menceraikan
seorang suami dengan istrinya. Mereka itu tidak membahayakan seseorang dengan
sihirnya kecuali dengan izin Allah Swt. Dan mereka mempelajari ilmu yang
membahayakan mereka dan tidak memberikan manfaat. Sebenarnya mereka telah
meyakini bahwa orang yang mempelajarinya. [2]
[2]
Dr. unarsulaiman al-asyqa. Jin setandaniblismenurut al
qur’andansunnah. Jakarta. PT serambiilmusemesta. 2001
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Jadi kesimpulan yang
dapat kita simpulkan dari pertemuan kita hari ini adalah perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang dengan melibatkan jin dan setan sebagai pembantu. Sihir juga suatu kejaadian tersembunyi
yang tidak diketahui sumber dan sebabnya. Sihir merupakan suatu yang
rusak akibat mendekatkan diri kepada setan dan meminta pertolongannya. Jadi sihir mirip dengan kamuflase dan hayalan tinggi. Sihir disebut juga sebagai tipudaya,
jampi- jampi, dantangkal – tangkal (penolakbala) yang dilakukan dengan mantra –
mantra, menggunakan benda – benda tertentu dan bahkan dengan sesaji.
Saran :
Selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT dan mengingatnya
agar kita terhindar dari tipudaya dan Hasutan setan dengan banyak berzikir, Membaca Al -Qur’an dan
berdo’a.
DAFTAR PUSTAKA
a. Dr.
unarsulaiman al-asyqa. Jin setandaniblismenurut al qur’andansunnah. Jakarta. PT
serambiilmusemesta. 2001
b. Dr. yusuf
al-qaradhawi. Alamgaib
c. Rasjiddin.Sjafril,
Hadist-hadisttentangsihirdalamkitabMu’tabar,
(Makasar:Indobis,2007)
d. http://edywitanto.wordpress.com/sihir/sihir-sejarah-dan-hukumnya/
f. http://muslim.or.id/aqidah/sihir-dalam-pandangan-islam.html#_ftn16
g. Al – Qur’an
danHadist
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Yang butuh santet silhakan kunjungi atau klik http://www.ahlisantet.com/
BalasHapus